Impulsive Buying: Pengertian dan Tips Mencegahnya
- Kania Amelia
- Jun 8, 2020
- 2 min read
Updated: Jun 14, 2020
SURABAYA, KELANA - Tak jarang seseorang yang sedang melihat-lihat barang di aplikasi e-commerce tiba-tiba berakhir membeli sesuatu yang dianggap lucu atau unik. Selain itu, adanya diskon, promo beli 1 gratis 1, bahkan free ongkir yang menggoda semakin memperbesar keinginan seseorang untuk berbelanja. Perilaku tiba-tiba itulah yang disebut sebagai impulsive buying, membeli sesuatu secara spontan. Bisa juga berupa yang awalnya berencana hanya membeli satu barang berakhir membeli dua hingga tiga barang tambahan.
Pemilik Biro Konsultan Psikologi dan Management 'INTELEKTIVA’ dan juga merupakan Duta Katahati Institute Eka Ratnawati berpendapat lingkungan dan banyaknya waktu luang untuk melihat produk menjadi salah satu pemicu impulsive buying. Ditambah lagi pemasaran produk semakin tersebar di berbagai platform media sosial, mulai dari TikTok, Instagram, Line, Facebook, dan lain sebagainya.
Eka juga menambahkan, untuk mengontrol impulsive buying bisa dilakukan dengan mempertimbangkan dan merasakan apakah perlu atau tidak perlu barang tersebut dibeli. Selain itu, tidak memberi ruang untuk membuka aplikasi e-commerce dan mengalihkan perhatian pada informasi lain.
Untuk menghindari impulsive buying ada beberapa tips yang bisa diterapkan:

BERI PERTIMBANGAN MATANG-MATANG
Melakukan pertimbangan bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan seperti,
— Apakah barang tersebut diperlukan?
— Apakah tidak ada barang lain di rumah yang bisa menggantikannya?
— Apakah barang tersebut memang sebagus klaimnya? (tonton dan/atau baca ulasan mengenai produk tersebut)
— Apakah manfaat dan kegunaan yang didapat sepadan dengan harganya?
— Apakah diskon atau promo yang diberikan memang menguntungkan bagi kita?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita dapat berpikir secara matang dan menahan diri untuk membeli barang tersebut saat itu juga.
HINDARI MELIHAT AKUN ONLINE SHOP ATAU E-COMMERCE SECARA BERLEBIHAN
Promosi produk bertebaran di berbagai platform media sosial, mulai dari TikTok, Instagram, Facebook, hingga WhatsApp. Untuk menghindari impulsive buying, hindari melihat akun online shop atau e-commerce jika tidak ada barang yang dibutuhkan. Selain itu, ketika sedang mengakses aplikasi media sosial dan menemukan posting-an mengenai suatu produk, hindari dan jangan terlalu diperhatikan.
KONTROL KEUANGAN DENGAN BAIK
Dengan mengelompokkan dana secara detail, kita bisa menahan diri untuk tidak membeli di luar budget. Selain itu, penting juga untuk mencatat jejak pengeluaran agar tidak ada dana yang dikeluarkan secara berlebihan untuk hal tidak penting. Untuk menjaga agar pengeluaran dan pemasukan bisa terkontrol dengan baik, kita bisa menggunakan aplikasi ponsel seperti MoneyLover, BukuKas, 1Money, dan sebagainya.
Impulsive buying tidak selamanya negatif, tetapi jika dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus tentunya akan berpengaruh fatal pada kondisi keuangan. Apalagi di tengah pandemi, keuangan menjadi hal krusial agar dapat bertahan di masa sulit ini. Maka dari itu, semoga tips-tips tersebut bisa berguna untuk mengurangi hasrat impulsive buying. (KA/CR)
Sila cek wawancara lengkap bersama dengan Eka Ratnawati, S.Psi di bawah ini!
Comments